Senin, 10 Juni 2019

Subnetting


Subnetting

    A.   Pengertian Subnetting
Subnetting adalah upaya/proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Dengan subnetting kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Dua alasan utama melakukan subnetting:
a.     Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A,B, dan C, tiap network akan memiliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya.
b. Alasan kedua yaitu, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut didalam network ID yang sama akan memperlambat network.

    B.    Tujuan Subnetting
1.     Mengefiseinkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
2.     Mengurangi tingkat kongesti dalam satu network.
3.     Untuk memudahkan pengaturan dan pengelolaan suatu network.
4.     Untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digukanakan dalam suatu network.
5.     Seorang network administrator dapat mendelegasikan alokasi IP Address untuk host diseluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
6.     Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning of large geographical distances).

    C.    Analogi Subnetting Sederhana


Gambar 1. 1 Subnetting Sederhana

Network Address   = Nama Jalan
Host Addess           = Nomor Rumah
Broadcast Address  = Ketua RT (Memiliki tugas mengirimkan pesan ke semua host yang ada di network tersebut )

    D.    Jenis-Jenis Subnetting
1.    Subnetting Fisik
Dalam membangun jaringan yang sangat besar, teknik yang dipakai untuk menghindari terjadinya “Kongesti” akibat terlalu banyaknya “Host” dalam suatu pisikal network biasanya dilakukan sebmentasi jaringan. 


Gambar 1. 2 Subnetting Fisik
2.    Subnetting Logic

    E.    Bagaimana Membuat Subnet
Untuk membuat subnet, kita dapat mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Ini berarti sedikit jumlah bit untuk host. Jadi semakin banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan host-host. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk membuat subnet:
a.     Tentukan jumlah ID (Identifikasi) network yang diperlukan:
1.     Satu untuk setiap subnet
2.     Satu untuk setiap koneksi WAN
b.     Tentukan jumlah ID Host yang diperlukan per subnet:
1.     Satu untuk setiap host TCP/IP
2.     Satu untuk setiap interface router
c.     Berdasarkan kebutuhan di atas,buatlah:
1.     Satu subnetmask untuk semua network
2.     Satu ID Subnet yang unik untuk setiap segmen fisikal
3.     Satu range dari ID Host untuk setiap subnet

    F.    Subnetmask
Subnetmask adalah istilah teknologi informasi dalam Bahasa inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada dijaringan local atau jaringan luar. Bit-bit subnetmask yang didefinisikan adalah sebagai berikut:
1.     Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1
2.     Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host didalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnetmask meskipun berada didalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Baik itu subnetmask default (yang digunakan ketika memakai network identifier) ataupun subnetmask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasi didalam setiap node TCP/IP.
Berikut ini ada beberapa aturan dalam membuat subnetmask :
1.     Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingg, octet pertama dari subnet pasti 255.
2.     Angka maximal untuk network ID adalah 30 bit. Kita harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika kita menggunakan seluruhnya 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk Host ID.
3.     Karena Network ID selalu disusun oleh deretan angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan tiap octet subnetmask (termasuk 0).

Subnetmask
Nilai CIDR
255.0.0.0
/8
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30




    G.    Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
CIDR pada dasarnya adalah metode yang digunakan ISP (Internet Service Providers) untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada suatu perusahaan, ke rumah seorang pelanggan. ISP menyediakan alamat dalam ukuran blok (block size) .
Ketika kita menerima sebuah blok alamat dari ISP seperti 192.168.10.1/28.  Maskud dari angka-angka ini adalah menjelaskan apa subnetmask kita. Notasi garis miring atau slash notation(/) berarti berapa jumlah bit yang bernilai 1 (pada contoh diatas adalah /28, berarti ada 28 bit bernilai 1 ). Sebagaimana yang sama-sama kita ketahui bahwa nilai maksimum setelah garis miring adalah /32  karena satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte dalam sebuah IP : )4 X 8 = 32). Namun perlu kita ingat bahwa subnetmask terbesar yang tersedia (tanpa melihat class alamatnya) adalah hanya /30, karena kita harus menyimpan paling tidak dua bit sebagai bit dari host.
  
    H.    Contoh Subnetting

192.168.100.0/26                               Y
11111111.11111111.11111111.11000000       192  didapatkan dari jumlah nilai bit biner 1 yang
                                                X                     ada pada octet ke 4 yang mana berjumlah 4.
              255    .     255    .     255     .     192               yang mana berjumlah 2 bit biner. Tiap bit biner
                                                                                    memiliki nilai masing-masing.
            27 26 25 24 23 22 21 20
            1  1  1  1 1   1  1  1
           
            Karena bit biner 1 nya berada pada bit paling kiri maka 27 + 26 = 128 + 64 = 192

            Subnet (subnetwork)
Pada bagian ini akan menentukan banyaknya subnetwork yang didapatkan dari /26. Rumusnya adalah :

2X                           X adalah banyaknya bit biner 1 pada octet yang ke 4

2X = 22 = 4 Subnetwork

Host (IP Aktif/ IP yang bisa dipakai oleh client)
Untuk menentukan IP host gunakan rumus :

2Y – 2 =
Sehingga, 2Y – 2 =26 – 2 = 64 -2= 62 Host

Block subnet (ip untuk tiap-tiap subnetwork)
            Rumusnya yaitu : 256-oketek ke 4 dari subnetwork
            Sehingga, 256-192 = 64
Dengan demikian untuk subnet pertama pada octet terakhir dimulai dengan 0, subnet kedua 64, subnet ketiga 128 dan subnet ke 4 adalah 192

No
Subnet
IP Range/Host
Broadcast
1
192.168.100.0
192.168.100.1 – 192.168.100.62
192.168.100.63
2
192.168.100.64
192.168.100.65 – 192.168.100.126
192.168.100.127
3
192.168.100.128
192.168.100.129 – 192.168.100.190
192.168.100.191
4
192.168.100.192
192.168.100.193 – 192.168.100.254
192.168.100.255

Dari table subnetting diatas, untuk LAN 1 dengan network 192.168.100.0/26 berada pada subnet pertama dengan rincian sebagai berikut :

Subnet è 192.168.100.0
IP Host è 192.168.100.1 – 192.168.100.62
Broadcast è 192.168.100.63

Dari rincian diatas, ip yang dapat dipakai untuk digunakan oleh client yaitun IP host. Kita bisa menggunakan sebanyak 62 ip untuk digunakan.

PC0
-       IP 192.168.100.2
-       Subnetmask 255.255.255.192
-       Gateway 192.168.100.1
            PC1
-       IP 192.168.100.3
-       Subnetmask 255.255.255.192
-       Gateway 192.168.100.1

            Laptop0
-       IP 192.168.100.4
-       Subnetmask 255.255.255.192
-       Gateway 192.168.100.1

            Fa0/0
-       IP 192.168.100.1
-       Subnetmask 255.255.255.192
  
Keterangan :
-       Untuk IP, bisa menggunakan IP yang ada pada range subnet pertama, namun tidak boleh ada client yang memiliki IP yang sama.
-       Subnetmask didapat dari proses subnetting yang telah dilakukan setiap client terhubung dengan jaringan network yang sama harus menggunakan subnetmask yang sama dengan network tersebut.
-       Gateway didapat dari IP Fa0/0 dari pengertiannya sendiri gateway merupakan tempat keluar masukknya jaringan. Pada LAN 1 tempat keluar masukkan yaitu Fa0/0 .

            Reference
Lammle Todd.2005.CCNA:Cisco Certified Network Associate Study Guide.Jakarta:Elex Media Komputindo.
Rachman Oscar,Yugianto Gin Gin.2008.TCP/IP.Bandung:Informatika.
Irawan Budhi.Subnetting (Network Address).Telkom Unviersity.

Partnet : Faizura Zadri
Partner : Suci Ramadhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tutorial Penggunaan Cisco Packet Tracer

Tutorial Penggunaan Cisco Packet Tracer A.    Pengenalan Cisco Packet Tracer Cisco packet tracer adalah tools e-learning yang dibu...